Berbagi Informasi Seputar Indonesia

Kamis, 16 Juni 2011

SINGO ULUNG Budaya Bondowoso

 Sebuah seni pertunjukan yang berangkat dari upacara ritual tradisi, telah dibuktikan dengan munculnya pertunjukan Ronteg Singo Ulung. Sebagai seni pertunjukan, Singo Ulung relatif baru saja muncul ke permukaan, yakni ketika dilangsungkan Festival Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Timur di Malang tahun 2002. Meskipun, sebelum juga pernah tampil sebagai pengisi acara semacam arak-arakan di Bondowoso, kota asalnya. Seni Pertunjukan ini lebih mengedepankan atraksi “tiga singa” yang masing-masing di dalamnya terdapat dua anak manusia, mirip Barongsai. Gerakan-gerakan singa yang akrobatik, keluar dari arena panggung, memunculkan kejutan-kejutan, mampu mempesona penonton. Apalagi mulut singa tersebut ternyata bisa “menggigit” (sebetulnya dipegang tangan dari dalam) bingkisan (biasanya tape Bondowoso) untuk diberikan pada pengunjung.
Tarian Singo yang menarik itu dibawakan dua pemain yang secara bersama-sama dibungkus rapat menjadi satu tubuh singa berbulu putih, seolah-olah menjadi binatang singa yang sesungguhnya. Bulu-bulu ini dulu menggunakan serat nanas dan benang untuk karung goni, namun belakangan diganti dengan tali rafia. Ronteg Singo Ulung, memang merupakan gabungan antara repetisi upacara ritual dan seni akrobatik singa. Meskipun, pada prakteknya penggabungan ini amat sulit dilakukan (ibarat api dan air) sehingga banyak penonton yang lebih tertarik oleh atraksi singa ketimbang substansi keseluruhan pertunjukannya.
Sebagai sebuah seni pertunjukan di panggung prosenium, Ronteg Singo Ulung baru muncul dalam Festival Seni Pertunjukan Jawa Timur tahun 2002 di Taman Krida Budaya (TKB) Malang, Jawa Timur. Dari sepuluh penampil dalam acara tersebut, wakil dari Kabupaten Bondowoso dinilai paling atraktif, paling unik, dan mendapat banyak pujian dari penonton. Tak heran jika kemudian dipilih oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jawa Timur untuk mewakili Jatim dalam Festival Nasional Seni Pertunjukan Tradisional di Banjarmasin pada tahun yang sama.
Dalam forum tersebut, banyak penonton (juga pengamat) yang langsung mengklaim bahwa pertunjukan ini muncul akibat seni Barongsai yang sudah populer dalam masyarakat Cina. Termasuk, ada yang menghubung-hubungkan dengan seni pertunjukan Sesingaan (Subang, Jawa Barat) atau Basingaan di Kalsel. Anggapan seperti ini dapat dimaklumi, mengingat gerakan-gerakan singa yang akrobatik itu memang mirip dengan Barongsai. Meskipun, Singo Ulung sebetulnya memiliki banyak hal yang beda.
Maka sambutan penonton biasanya sedemikian meriah ketika singa-singa itu turun panggung, mendekati penonton dan membagi-bagikan tape dalam bungkus besek. Berulangkali tepuk tangan menggema ketika singa-singa itu melakukan akrobat, berguling-guling, memainkan adegan tarung atau saling bertumpuk seperti pertunjukan cheer leaders.
Itulah momen promosi yang ternyata amat efektif bagi kelompok seni sehingga memasyarakat.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : SINGO ULUNG Budaya Bondowoso

2 komentar: